Selasa, 16 Desember 2014

IMPERIALISME

“Kata Imperialisme sudah memiliki banyak pengertian sehingga selaknya kata ini tidak  lagi dipakai oleh para ilmuan sosial”, keluh Professor Hancock pada tahun 1950. “Di Inggris dan Amerika, para sejarawan yang kacau otaknya memakai kata ini untuk berbagai nuansa pengertian, yang hanya Tuhanlah yang tahu berapa banyaknya, sememtara penulis-penulis di Soviet memakainya untuk meringkas teori dan praktek perang”. Namun, bagi Marxis Imperialisme dewasa ini berarti kemenangan monopoli atas modal negara Eropa Barat terhadap sekian banyak masyarakat non Eropa pada akhir abad kesembilanbelas, suatu jenis imperialism yang jelas sangt berbeda.
Teori-teori inperialisme Marxis yang mula-mula tumbuh pada 1900-an dan 1910-an pada dasarnya ingin menjelaskan mengapa keruntuhan kapitalisme yang diramalkan Marx itu. Tinjauan terhada pengaruh perang dunia pertama, dan fakta bahwa para pekerja Eropa saling menyerang satu sama lain ketimbang kaum majikan, menambah dorongan baru untuk pemikiran ini. Tampaknya nasionalisme juga ada pengaruhnya terhadap keadaan ini. Tak lama sebelum perang Rosa Luxemburg membuat analisis imperialism dalam Die Akkumulation des Kapitals(1913) yang hingga kini masih dihargai karena kepeloporannya dalam mencari titik-titik artikulasi antara perluasan kapitalisme dan pembentukan masyarakatpra-kapitalis di Eropa.
Marx sendiri melihat bahwa ekspansi kapitlisme keluar tempat kelahirannya di Eropa adalah gejala yang tidak begitu penting dan ia tidak mempersoalkannya seperti Luxemburg. Memandang kapitalisme hanya bisa bertahan jika ia berekspansi keluar wilayahnya. Sebagaimana ditunjukan Mommsen (1981) “pijakan Rosa Luxemnirg adalah teori marx yang ruwet dan kontroversial mengenai nilai tambah yang secara definitive hanya terjadi dalam kapitalisme semata, sehingga Rosa Luxemburg tidak memperhitungkan bahwa seandainya kapasitas konsumen dari masyarakat tidak meningkat, pasar internakl mungkin tidak bisa menyediakan peluang yang cukup untuk investasi non-konsumtif”. Wartawan inggris mendukung perdagangna bebas, Hobson, dengan pandangannya yang luas, menyerang peran investasi luar negeri, dan aneksasi colonial dalam Imperialisme (1902), yang digunakan secara ekstensif oleh lenin dalam studinya yang terkenal Imperialisme: The Higest Stage of Capitalism(1917).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar